Falling

Bagian dari Alternate universe berjudul falling, yang dipost di twitter CallmeEast

02. Menunggu Balasan Pesan.

Lingga menghela napas panjang sambil menatap ponselnya untuk yang kesekian kali. Tiga jam sudah Aji, pria yang telah dua tahun ia pacari itu tidak juga membalas pesan yang ia kirim hingga membuatnya tidak selera makan sama sekali. Hal seperti ini bukan kali pertama terjadi, seingatnya Aji memang selalu seperti itu sejak mereka berkenalan pertama kali; Tidak terlalu banyak bicara, mengirim pesanpun seadanya, harusnya itu tidak lagi jadi issue dalam hubungan mereka berdua, namun ada kalanya Ingga ingin juga diperhatikan, diberikan afeksi yang special dibanding orang lain.

“Perasaan aku kalau rapat masih bisa curi-curi bales chat,” ujar Ingga merengut sambil lagi-lagi menatap ponsel. “Apalagi ini dia engga jadi jemput aku, mbok ya khawatir gitu, aku udah sampe atau belum yah! Sebel!” Ia menyuap malas sesendok nasi ke dalam mulutnya. Tak lama notifikasi pesan berbunyi, membuat Ingga yang sedang mengunyah makanan yang baru ia panaskan dengan ogah-ogahan, mendadak semangat. “Barangkali itu dari Aji,” batinnya sembari dengan cepat memeriksa pesan yang masuk, dan untuk kesekian kalinya di hari yang sama ia harus kecewa! Bukan Aji yang mengiriminya pesan tapi Bian sahabatnya. Ingga rasanya ia ingin menangis saja!

“Aji Duta Haris, gua kangen, anjing!”

Cek my Au here : Twitter

Falling

Bagian dari Alternate universe berjudul falling yang di post di twitter CallmeEast.

01. Jemput

Source pinterest.

Ingga tersenyum super lebar saat melihat motor vario berwarna merah jambu berhenti persis di depannya. Ia jelas mengenali siapa si pengendara walau seluruh wajahnya ditutupi helm.

Source pinterest

“Hi, Bay.” Ingga menyapa dengan riang saat pelindung wajah helm hitam itu terbuka, sembari mengambil plastik hitam disodorkan padanya sambil diayun pelan.

“Lama yah nunggunya?” Ingga menggeleng.

“Engga kok,” jawabnya sambil tersenyum. “Makasih batagornya, dek.”

Bayu berdecak sebal. “Segala adek, beda umur kita berapan sih? sok tua lu!” Katanya. Ia lalu menyerahkan helm lain kehadapan kekasih kakaknya itu. “Nih pake helmnya, buru, terus naik!” Ingga yang diperlakukan seperti itu hanya tertawa, ia lalu mengambil pelindung kepala itu memakainya sembari menaiki motor matic yang terlihat bersih seperti habis dicuci.

“Kok mau-mauan sih lu Bay disuruh Aji jemput aku?” tanya Ingga saat ia sudah duduk rapih di kursi penumpang sementara tas dan beberapa bawaan lainnya ia berikan pada Bayu, untuk di letakkan pada kaitan di bagian depan motor, ia hanya membawa plastik hitam berisi batagor —untuk ia santap selama perjalanan—di tangannya.

“Ya gapapa, seneng kok gua.” Bayu lalu menghidupkan motornya dan menjalankannya dengan pelan. “Elu yang kenapa mau-mauan nungguin lama?”

“Sejam belum lama kali, minggu lalu tiga jam aku nungguin, tetep aja berakhir kamu yang jemput.”

“Berarti tololnya engga ilang-ilang dong, lu!”

“Sialan! Engga tolol, aku tuh cuma ngarep dia beneran jemput. Kangen banget sama kakak mu itu tau!” Ingga menyenderkan kepala pada punggung lebar Bayu sambil menyunyah sepotong batagor di mulutnya.

Cek my AU (alternate universe) here : CallmeEast